“Jika kau bukan anak raja, juga bukan ulama besar, maka menulislah” ~Imam Ghazali~ Ungkapan ini merupakan satu dari puluhan hal yang memotivasiku untuk menulis. Awal mula rasa semangat dengan menjamurnya lomba menulis dari salah satu mendia sosial. Kalah, kalah, dan kalah. Entah berapa kali belum menerima gelar juara. Ingin rasanya tertoreh nama sebagai pemenang.
Aku mencoba cara lain untuk berkarya. Satu kesempatan, aku mengikuti kelas menulis online. Satu grup, nambah jadi dua, kemudian tiga, hingga sekarang sudah tujuh grup menulis. Tuntutan dari setiap grup benar-benar membuat penat. Hingga akhirnya kutersadar, aku melakukan ini semua demi “penghargaan” bukan “pengabdian”. Kutata kembali poa pikir rancu ini. Memulai semua dari awal.
Fokus kuletakkan pada dua grup yang memiliki progres jauh ke depan. Pada kedua grup itu tuntutannya lebih sulit. Aku harus menulis setiap hari tanpa terkecuali. Beban yang kuterima lebih berat kini.
Waktu luang sekecil apapun kumanfaatkan demi lahirnya tulisan. Seperti saat ini, aku menulis saat jam istirahat di sekolah. Insyaallah, dari tulisan yang kutulis setiap hari, ada hikmah yang dapat diambil.
Begitulah kehidupan penulis amatir sepertiku. Aku mulai terbiasa dengan segala keharusan. Kemampuan menulisku pun meningkat drastis hanya dengan konsisten menulis. Jauh, dibanding saat pertama menyusun aksara di awal 2017. Dan di awal 2018 nanti, insyaallah aku akan menelurkan sebuah novel. Genap 1 tahun belajar, genap 1 tahun berkarya. Tinta penaku belum habis sebelum hembusan napas habis.
Itu dia pengalaman saya mengenai pengalaman menulis saya. Semiga bermanfaat. Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla illaha illa anta astaghfiruka waatubuilaih. Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Siipp.. Semoga novel Firda segera release yaaaa.. Gud luck
BalasHapus🤗🤗🤗
Hapus