Sebelum hari-H acara, aku sempat menimbang-nimbang untuk ikut atau tidak. Bukannya apa, tanggal pelaksanaan rangkaian acara festival tidak ada yang jatuh pada hari libur, maka aku harus memikirkannya matang-matang. Beruntung, ada satu hari di mana aku hanya memenuhi satu mata kuliah.
Hari itu Rabu. Mentari sudah menyengat padahal masih pukul 10 kala itu. Di festival ini, aku berniat untuk turut menghadiri talkshow dengan pembicara para praktisi literasi. Acaranya pukul 1 siang, maka tanpa menunggu waktu, aku segera meluncur dari halte UNJ menuju halte RSPAD. Kali ini, aku berhasil sampai tanpa tersesat yang berarti. Sepertinya aku mulai bersahabat dengan moda transportasi ini. Dari halte tujuan, aku perlu berjalan sedikit menuju gedung Kementerian Keuangan. Ya, yang menyelenggarakan FesLit ini dari lembaga tersebut. Aku juga tidak menyangka akan hal itu.
Hawa panas sepanjang perjalanan di luar tergantikan dengan hempasan AC yang berebutan memenuhi sekelilingku. Aku dihadapkan oleh pemandangan ribuan buku. Bahkan, ada sudut khusus yang menyimpan komik dan beragam jenis mainan edukatif.
Masuk sedikit, ada ruang kosong tempat orang-orang mengantre menuju ruangan lain di gedung ini. Sepertinya mereka ingin menghadiri talkshow juga. Tebak 'ku asal. Turut masuk ke barisan. Beberapa orang di depan yang sedari tadi memegang handphone menunjukkan halaman yang terdapat barcode-nya. Aku hampir lupa. Segera mengeluarkan handphone dan mencari bukti pendaftaran FesLit sepekan yang lalu.
...
Lanjut besok ya, biar enggak kepanjangan 😅
#WriteFromHome #Day5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar