Beberapa teman mengunggah rencana kegiatannya melalui percakapan di aplikasi pesan instan WhatsApp dengan teman mereka setelah virus ini raib. Tidak sedikit, teman-temanku juga mengungkapkan kegelisahannya di grup atau pesan pribadi kepadaku. Aku? Ah, tentu saja masih ada harap rancangan-rancangan gila pasca pandemi.
Jika Corona menghilang, maka aku akan segera membuat SIM untuk mobilitas perkuliahan tanpa indekos alias PP. Bukan apa, banyak faktor rasanya yang memaksa ibuku mengambil keputusan ini.
Pertama, tentu saja ekonomi. Sebentar lagi hari raya, maka sia-sia rasanya jika harus indekos. Apalagi, pembayaran sewa tetap harus berjalan meski jasadku di rumah. Maka, pada hari keenam karantina, aku dan ibuku menerobos jalur virus demi pamit secara langsung dan membawa semua barang-barang dari sana ke rumah.
Kedua, masih ekonomi. Uang sewa akan naik bulan April ini. Ketiga, ini dari diriku sendiri sebenarnya. Jiwa rumahanku memberontak hanya bisa bersua 1-2 pekan sekali. Sudah sejak beberapa bulan aku minta izin untuk membuat SIM, tapi surat izin membuat SIM dari orang tua tidak kunjung datang baik lisan maupun tulisan. Alhamdulillah, ada berkahnya pula pandemi ini. Apa yang kuharap terkabul. Yakni, PP dengan sepeda motor.
Masih banyak lagi impian setelahnya. Banyak agenda tertunda bahkan ditiadakan. Padahal, kesempatan emas berkembang semua di sini. Tetapi, aku berusaha tetap produktif meski #DiRumahAja. Mengikuti program #WriteFromHome salah satunya. Harap-harap, pandemi ini segera berakhir.
#WriteFromHome #Day12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar