Cari Karya

Rabu, 01 April 2020

Tentang Sebuah Ego

Tersebut kisah seorang anak. Ia bermain kejar-kejaran dengan temannya. Mereka tenteram sampai kejenuhan mulai menghampiri. Sampailah mereka pada kenyataan untuk mencari alternatif lain. Terpekur setiap kali berjumpa sembari menendang-nendang gundukan tanah.

Akhirnya hasrat menendang mereka tersalurkan ketika menjumpai bola tak bertuan. Mereka “saling” merebut bola seperti kebanyakan. Ego untuk menjadi lebih baik sudah mulai tumbuh bahkan sedari mereka kecil. Bahkan tidak sering mereka terluka.

Saat masuk SD, anak itu lambat laun semakin paham arti persaingan. Berusaha menjadi juara kelas. Mendapatkan nilai terbaik. Meraih tepuk tangan guru dan teman-teman. Beberapa cerita berdarah terkadang masih terjadi yang dibalut sifat kekanak-kanakan tentunya. Kisah yang sama tampak terulang baik di SMP maupun SMA. Yang berubah hanya pola pemikiran yang mulai dewasa. Tapi ego itu tetap sama.

Semasa kuliah, mereka terpisah. Ego itu seketika sedikit mengendur. Tapi mereka tetap bersaing. Dengan cara yang lebih kreatif. Berusaha menjadi yang terbaik di kampusnya masing-masing. Hingga tubuh dewasa kekanak-kanakan ini sampai pada tahap bahwa ego tidak selalu berakhir buruk.

#WriteFromHome #Day9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar