Cari Karya

Sabtu, 19 Mei 2018

Ramadhan Bersama Manda #3

Pesantren Kilat


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Lanjut lagi ya cerbung nya. Check this out..


Sebuah notifikasi muncul di layar handphone-nya. Lekas-lekas, ia melihat pemberitahuan pesantren kilat lusa depan. Ya, pesantren kilat menjadi satu di antara agenda ramadhan lainnya di Indonesia. Manda melihat kalender sekilas, lantas menutup handphone-nya. Ia jadi teringat momen pesantren kilat favoritnya. 

“Kangen..” 

Azan Shubuh bersahut-sahutan dari masjid dekat rumah Manda. Manda dan keluarga bersiap Shubuh berjama’ah. Usai shalat, ia menyambung tilawahnya di kamar. Lagi, Al-Qur’an berwarna biru langit menjadi jembatan menuju Roma.

Secercah cahaya mentari masuk ke sela-sela ventilasi, tanda bahwa matahari mulai terbit di kaki langit. Manda menutup Al-Qur’an birunya. Ia bersiap untuk menjemput momen baru lainnya — pesantren kilat. Ingatannya terlempar ke masa 7 tahun silam.

Waktu itu Manda masih amat belia. Kali kedua ia mengikuti pesantren kilat yang diadakan yayasan Islam, yang mana keluarganya merupakan anggota dari yayasan tersebut.

Sebelum berangkat ke yayasan, ia sempat merajuk tak mau ikut. Mengingat tahun kemarin Manda kurang sehat, ia terus minta berbuka lebih dulu, sampai-sampai ibunya menyusul mendengar kabar putri sulungnya itu. Manda terjerit-jerit menangis mengetahui ibunya datang, minta pulang.

Itu dulu. Sekarang, ia tak mau ikut lagi, beranggapan bahwa di sana ia dilarang ini-itu.

“Tahun ini beda say.. Kamu akan jadi Putri. Pengen 'kan kayak Princess Sofia? Banyak games seru-seru juga.” Ibu memancing anaknya dengan kartun favoritnya. Kebetulan tema acaranya “Menjadi Putri dan Pangeran di Kerajaan Akhirat.”

Saat itu, Manda hanya mengangguk lemah, termakan bujuk rayu ibunya. Dengan lunglai, ia naik ke sepeda motor bersama ibunya.

Sampai di tempat, Manda langsung diberi mahkota kecil di meja registrasi. Memang bukan mahkota bertakhtakan intan apalagi berlian. Tapi gadis kecil itu senang bulan kepalang. Sang ibu meninggalkan anaknya dengan pelukan hangat. Manda masuk ke aula utama, menghambur bersama teman sebayanya.

MC di depan mulai membuka acara, menceritakan sedikit kisah awal kerajaan bernama kerajaan akhirat. Kedua MC berperan sebagai raja dan ratu di kerajaan itu, dan para peserta sebagai Putri dan Pangeran.

"Ok. Jadi, kami akan memberikan misi kepada kalian, yaitu mengumpulkan koin emas sebanyak-banyaknya. Caranya, kalian harus aktif bertanya dan menjawab dalam setiap materi dan mentoring. Kalian juga harus mampu menyelesaikan berbagai tantangan di arena-arena tertentu. Dan.. di akhir acara kalian harus mencari harta karun yang di dalamnya terdapat banyak koin emas, tapi sebelumnya kalian harus menyelesaikan beberapa games berkelompok untuk mendapatkan petunjuk di mana harta karun itu disembunyikan di area yayasan. Tapi, amal kebaikan dan Akhlaqul Karimah tetap diutamakan. Nah, bagi adik-adik yang menjadi peserta terbaik sesuai kriteria yang tadi disebutkan, maka diakhir acara kalian akan dilantik menjadi Putri mahkota dan Putra Mahkota. Mengerti?” tutur salah satu MC.

“Mengerti kak...” Anak-anak menjawab kompak.

“Ok. Sekarang kita bagi kelompok dulu ya.”

Kelompok mulai dibagi, berisi 5-6 orang, Manda termasuk yang muda di antara yang lain.

Antusiasme Manda termasuk yang paling besar. Ia terus bertanya setiap materi, menjawab yang ia tahu apabila ditanya. Beberapa mini games juga dimenangkannya. Koin emas terus ia dapatkan baik secara individu maupun kelompok. Sayang, ada anak yang usianya lebih tua mendapatkan koin lebih banyak. Jelas betul, pengetahuannya pasti terlampau tinggi dibanding Manda kecil, apalagi kecerdasan dan ketangkasannya. Semangatnya sempat surut karena itu. Ia kembali termotivasi ketika mengingat kembali mahkota yang lain dari yang lain. Jauh lebih besar dan lebih indah.

Di sela-sela acara, tak lupa agenda wajib dzuhur dan ashar berjama’ah. Dengan tertib Manda mengantre wudhu, ia juga sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah. Acara kembali berlanjut, agenda yang ditunggu-tunggu hampir semua peserta — berburu harta karun.

Kelompoknya mengikuti setiap petunjuk, mencari-cari petunjuk berikutnya. Mereka memeriksa seluruh penjuru yayasan yang kemungkinan merupakan makna dibalik petunjuk. Akhirnya, setelah sekian lama mencari dan menelusuri setiap inci area yayasan, mereka berhasil menemukan semacam peti kecil dengan pita emas yang melilitnya.

Dengan bangga, bersama mereka membawa peti itu. Tak disangka-sangka, dari arah lain kelompok si anak yang mengumpulkan koin terbanyak menenteng peti yang lebih besar bersama teman-temannya. Hati Manda dan temannya yang lain menjadi ciut melihat hal itu.

Mereka langsung menyerahkan peti itu ke panitia terdekat dan koin emas masing-masing. Masuk ke aula utama, dan bersiap buka bersama. Bedug masjid terdekat bertalu-talu, pertanda masuknya waktu Maghrib. Dengan pikiran kemana-mana, Manda mulai meneguk air dan makan beberapa kurma. Dilanjut shalat Maghrib dan makan nasi kotak bersama.

Sampai akhirnya tiba di penghujung acara, pengumuman Putri dan Putra Mahkota. Manda tertunduk, malas mendengar pengumuman, sudah jelas pemenangnya bukan? Pikir Manda. Tak disangka namanya disebut, ia mengangkat kepala tak percaya. Namanya dipanggil sekali lagi, teman kiri dan kanannya menyuruh ia berdiri dan maju. Manda masih tak percaya.

Ia maju dengan wajah bahagia seperti anak kecil yang diberi permen lollipop. Satu lagi, Putra Mahkota, seseorang yang lebih tua dari dia.

“Ya.. patut kalian ketahui, Manda bukan menang karena jumlah koinnya, tapi karena amal ibadah sunnahnya dan kebaikan akhlaqnya. Takbir!!”

“Allahu Akbar!!!”

Manda senang bukan main. Mahkota Putrinya diganti dengan yang lebih indah. Di luar, ibunya dengan senyuman hangat menatap bangga anaknya.

Tatapan ibu, hangat. Saat ini, ibunya menyadarkan Manda dari lamunannya. Kenangan yang terlalu indah untuk dikenang.

“Hei.. Sebentar lagi pesantrennya mulai 'kan? Sana berangkat, malah ngelamun.”

“Hehe, iya ma maaf. Ya udah ya ma aku berangkat.” Manda mengamit tangan ibunya untuk disalami.

Manda siap menjemput momen baru lagi. Sesaat ia melihat siaran berita yang tadi ditonton ibunya.

“Berita itu lagi.” pikir Manda.

Bersambung...


Udah dulu ya.. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar