Cari Karya

Rabu, 23 Mei 2018

Ramadhan Bersama Manda #7

Sunnah Puasa yang Sering Terlupakan


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, balik lagi nih. Langsung aja ya.. happy reading 📖


Ia melihat notifikasi chat dari ibunya, ia membuka pesan tersebut. Permintaan ibu-ibu pada umumnya. Manda banting setir ketika motornya melaju, pergi ke tempat lain.

Sampai di tempat, Manda segera membeli tempe 5, udang rebon 1 kg, dan teri 1 kg sesuai permintaan ibunya di pasar modern tak jauh dari sekolah. Selesai. Manda kembali menuju tempat tujuannya, pulang ke rumah.

Bu Lisa telah menanti Manda di ruang tamu. Bergegas menyambut putrinya dan mengambil barang belanjaan ke dapur. Manda yang terkejut akan reaksi ibunya hanya bisa ternganga. Hampir larut dalam kebingungan, Manda melesat ke kamar, bersiap belajar untuk ulangan keesokan harinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 17:00. Bu Lisa datang ke kamar Manda akan suatu urusan.

“Manda.” Sahut Bu Lisa.
“Iya, ma.”
“Bantuin mama masak yuk. Mama masih sibuk masak tempe balado nih, kamu lanjutin buat kolak pisang ya?”
“Hmm. Ya udah deh ma.”

Manda mulai mengaduk-aduk rebusan kolak pisang, sementara Bu Lisa asyik menumis di tungku kompor lainnya. Matahari bersiap terbenam di ufuk barat, saat adik-adik Manda yang besar keluar dari kamar, membantu membawa masakan ke meja makan.

Rebusan kolak pisang sudah mendidih. Manda diminta mengajak adik-adik Manda yang kecil untuk ikut berbuka. Kamar adik kecilnya di ujung lorong, Manda mampir sebentar ke kamarnya, berniat mengambil handphone. Sebuah notifikasi chat membuatnya terdiam. Pertanyaan dari salah satu siswa sekolahnya, kebetulan Manda merupakan salah satu admin akun rohis sekolahnya.

Dia masih tercenung di tempat, sampai teriakan ibunya menyadarkan lamunannya. Manda segera ke kamar adiknya, mereka sedang asyik bermain dengan mainan masing-masing. Perlahan, Manda mengajak mereka berdua keluar, masing-masing berusaha menggamit mainannya.

Semua berkumpul di meja makan, bahkan ayahnya yang sedari tadi sibuk di kamar sudah datang, ikut memenuhi meja makan. Manda masih terbayang-bayang pertanyaan itu.

“Assalamu’alaikum, min. Mau nanya, saya pernah denger, katanya kita dianjurkan untuk mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Apa itu benar? Kalo iya, dalil naqli-nya apa ya? Mohon penjelasannya min.”

Adzan Maghrib memenuhi ruang makan. Manda masih melamun, memikirkan jawaban terbaik. Mencarinya di internet jelas bukan pilihan terbaik, terlalu banyak hadits palsu di sana. Ayah Manda — Pak Mizwar yang melihat anak gadisnya melamun, langsung mengejutkannya.

“Manda, kamu udah buka?” pak Mizwar bertanya. Sekeluarga langsung menatap ke arahnya, penasaran.

“Eh, udah adzan ya?” Manda gelagapan.

“Udah dari tadi kak.” Sambar adikku.

“Kamu kenapa, Man?” Bu Lisa bertanya saat Manda selesai minum air.

“Hmm. Gapapa ma.” Manda ingin bercerita, tapi ia masih ragu.

Usai berbuka, sama-sama mereka shalat Maghrib, dilanjut makan malam, lalu disambung shalat Isya'. Setelah itu, masing-masing sibuk dengan aktivitasnya. Manda melanjutkan belajarnya, kali ini ia memilih belajar di ruang tengah. Ada ayahnya di sana, larut dalam tayangan sebuah pertandingan sepak bola.

“Pa..” sapa Manda.
“Iya.” Ayahnya menyahut tanpa menoleh.
“Pa. Papa tau gak hadits sahih tentang mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka?”
“Ada keperluan apa?” ayahnya menoleh sekilas.
“Hmm. Ada temen aku yang nanya, pa. Tapi, aku lupa bunyi haditsnya.” Manda menjelaskan.

Pak Mizwar mematikan televisi, berjalan ke kamarnya. Manda membuntuti di belakang. Ayahnya menyerahkan kertas fotocopy-an.

“Nih.”

Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,

تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.

“Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. (HR. Bukhari no. 575 dan Muslim no. 1097. )

Dalam riwayat Bukhari dikatakan, “Sekitar membaca 50 atau 60 ayat.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098, dari Sahl bin Sa’ad)

“Makasih, pa.” Manda tersenyum  sumringah.

Ayahnya balas mengangguk, keluar kamar kembali ke ruang tengah, lanjut menonton. Manda segera mengetik hadits tersebut di papan ketik handphone-nya. Ia langsung mengirim pesan tersebut saat selesai mengetik.

Selesai. Manda masih jenuh belajar, ia memilih membaca artikel sebentar, akhir-akhir ini dia merasa jarang membaca berita. Sampai sebuah pembahasan menarik menyita perhatiannya, menunda kegiatan belajar.

Bersambung...


Sekian dulu aja ya.. Oh iya, insyaallah hadits di atas shahih ya.. Silakan dikutip, tapi tetep cantik ini sumbernya ya..hargai penulis 😂 Kalau masih merasa ragu dengan hadits di atas silakan cross check. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar