Cari Karya

Kamis, 17 Mei 2018

Ramadhan Bersama Manda #1

Ramadhan 1st Day


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 😊

Wahhh, udah hampir 6 bulan gak nulis di sini. Sedikit cerita aja, beberapa bulan lalu ada adek kelas yang bilang gini:
👧 "Kak, blognya kapan diisi lagi?"
👰 "😂😂 Kamu suka?"
👧 "Iya kak, aku nungguin loh, abis bagus 😊"
👰 "Ditunggu aja ya, aku lagi fokus baca-baca buku buat inspirasi, hehe"

Kurang lebih sih kayak gitu, lupa juga sebenarnya. So, berhubung aku merasa udah cukup baca buku (sampe sekarang masih baca, tetep) akhirnya udah niat nih bulan ramadhan mau nulis lagi. Kebetulan banget, nemu program bagus di Instagram, #Ramadhanbercerita ikutan deh 😅

Mulai aja yak, udah cukup basa-basinya 😂


Kemarin, bulan kemenangan terasa tak datang-datang, lama betul menjemputnya. Menunggu momen sakral ini selalu menjadi cerita di kalangan teman-teman rohis. Manda termasuk yang paling semangat di antara yang lain. Sampai-sampai ketua putri rohis sekolah itu bercelatuk.

"Manda, kalo kayak gini terus, kayaknya kamu bisa jadi kader ramadhan deh."
"Hehe, bisa aja."

Waktu berjalan cepat, bergulir terus bulan demi bulan, sampai tak terasa sudah menginjak 1 ramadhan. Al-Qur'an mungil dengan resleting perak mengkilap ditambah nuansa biru langit selalu menjadi teman kemanapun Manda pergi.

Usai solat Maghrib di malam pertama bulan ini, yang biasanya ia membuka buku pelajaran, ia membuka Al-Qur'an favoritnya itu. Meniatkan khatam Al-Quran selama bulan Ramadhan. Rutinitas favorit Manda setiap bulan penuh berkah ini.

Senandung bacaannya terdengar sayup-sayup dari kamarnya. Seperti lantunan ayat-ayat terindah yang pernah diperdengarkan. Walau memang sertifikat juara MTQ berbagai tingkatan telah ia raih, kemampuannya seperti selalu meningkat setiap kali bacaan.

Ibu Manda yang mendengar itu mengetuk pelan kamar anak gadisnya. Manda berhenti sejenak, membuka pintu dengan tatapan teduh.

“Ada apa ma?” Manda bertanya lugu, sikap kekanak-kanakannya tetap melekat di gadis itu.

“Besok bantuin mama bikin makanan sahur ya, simbok minta cuti sampe lebaran selesai, mama kasih deh, dia juga udah buat banyak ke keluarga kita. Gapapa kan sayang?”

“Iya ma.” Manda tersenyum sumringah.

“Kamu kenapa sih bahagia banget?” ibu Manda curiga.

“Gapapa kok ma, aku seneng karena temen yang aku tunggu-tunggu udah dateng.”

“Siapa sih?” penasaran.

“Hehe, ya ramadhan lah ma, aku udah nungguin dari lamaaa banget.” dengan menekankan kata lama.

“Oalah, ya udah ya mama tinggal dulu. Awas loh ya kalo sampe  susah dibangunin, jam 3 mama bangunin.” Ibu Manda mengancam dengan kilatan cahaya di matanya, tanda mengawasi.

“Iya.”

Pukul 03:00
“Manda, bangun!! Ayo bantuin mama masak, mana janji kamu kemarin?” ibu Manda mengobrak-abrik anaknya yang terus meringkuk di kasur.

“Iya ma, iya.” Manda bangun sedikit ketus, mata masih terpejam, dipaksakan untuk duduk.

Sembari mengucek matanya, dengan langkah gontai ia mulai menuju ke dapur, menyusul ibunya yang sudah pergi ketika anaknya sudah bangun.

“Masak apa ma?” tanya Manda.
“Kentang balado aja ya, adanya kentang doang nih, mama lupa belanja sayur kemarin.” Ibu Manda menuturkan.

Dengan gesit, ia mulai menyiapkan semuanya.

“Ma, kenapa ya, hanya di bulan Ramadhan kita mendapat keistimewaan pahala berlipat ganda?”

“Waduh, mama gak tau kalo itu. Pendapat mama sih, biar kita lebih semangat aja buat ibadah apa-apa, kan gak setiap hari bisa dilipatgandakan pahalanya.”

Manda balas mengangguk tanda paham. Tak lama, masakannya siap disajikan. Sekeluarga berkumpul di meja makan, termasuk kedua adiknya yang belum berpuasa. Menurut ayah Manda “biar adek kamu terbiasa momen berpuasa, nanti kalo udah siap puasa gak kaget deh.”

Aktivitasnya berlanjut, berhubung libur sekolah, ia menghabiskan harinya untuk terus tilawah sambil belajar, kebetulan minggu depan ia harus menempuh penilaian akhir tahun. sore menjelang, ia melihat ibunya sedang berbincang ria dengan seseorang di telefon. Penasaran, Manda memutuskan bertanya.

“Siapa ma?”
“Om kamu, katanya nanti dia mau kesini.”
“Kapan?”
“Ini udah jalan, kemungkinan kita buka bareng om kamu”
“Asik.”

Bersambung...


Cukup sekian ya. Tunggu kisah-kisah selanjutnya. Semoga teman-teman bisa memetik hikmah dari pesan tersirat cerpen ini. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 😊


Tidak ada komentar:

Posting Komentar